Sabtu, 07 Juni 2014

Sungai dan Danau



SUNGAI
·         Pengertian
Sungai adalah Sungai adalah aliran air yang besar dan memanjang yang mengalir secara terus-menerus dari hulu (sumber) menuju hilir (muara).
·         Jenis-jenis sungai
1.      Berdasarkan debit airnya
a.       sungai permanen , yaitu sungai yang debit airnya sepanjang tahun relatif tetap. Sungai jenis ini banyak dijumpai di daerah yang memiliki hutan lebat, curah hujan tinggi, DASnya luas, dan sungai yang airnya berasal dari lelehan es. Contoh sungai jenis ini adalah sungai Kapuas, Kahayan, Barito, dan Mahakam di Kalimantan, Sungai Musi dan Sungai Indragiri di Sumatra.
b.      sungai periodik (ephemeral), yaitu sungai yang pada waktu musim hujan airnya banyak, sedangkan pada musim kemarau airnya sedikit. Itu dikarenakan daerahnya memiliki DAS yang sempit dan banyak yang hutannya sudah gundul. Contoh sungai jenis ini banyak terdapat di Pulau Jawa, misalnya Bengawan Solo dan Sungai Opak di Jawa Tengah, Sungai Progo dan Sungai Code di Daerah Istimewa Yogyakarta, serta Sungai Brantas di Jawa Timur.
2.      Berdasarkan sumber air
a.       sungai hujan yaitu sungai yang berasal dari air hujan. Banyak dijumpai di Pulau Jawa dan kawasan Nusa Tenggara. Cirri-cirinya adalah volume airnya tidak tetap.
b.      sungai gletser yaitu sungai yang berasal dari melelehnya es. Bnyak dijumpai di negara-negara yang beriklim dingin dan wilayah pegunungan yang bersalju (daerah lintang tinggi), seperti sungai volgat, Sungai Gangga di India dan Sungai Rhein di Jerman.
c.       sungai campuran yaitu sungai yang berasal dari air hujan dan lelehan es. Dapat dijumpai di Papua, contohnya Sungai Digul dan Sungai Mamberamo
3.      Berdasarkan arah aliran / kemiringan lereng

a.       sungai konsekwen yaitu sungai yang arah alirannya searah dengan kemiringan lereng.
b.      sungai subsekwen yaitu sungai yang aliran airnya tegak lurus dengan sungai konsekwen.
c.       sungai obsekwen yaitu anak sungai subsekwen yang alirannya berlawanan arah dengan sungai konsekwen.
d.      sungai insekwen yaitu sungai yang alirannya tidak teratur atau terikat oleh lereng daratan.
4.      Berdasarkan tipenya
a.       Sungai anteseden yaitu sungai yang dasar alirannya mengalami pengangkatan. Akan tetapi, dapat diimbangi dengan kekuatan erosi, sehingga tidak mengalami perubahan. Contohnya adalah sungai mahakam  dan sungai bengawan solo.
b.      sungai anaklinal (epinegenesis) yaitu sungai yang arah alirannya mengalami perubahan karena tidak mampu mengimbangi pengangkatan lapisan batuan.
·         Bagian Sungai
1.      Bagian hulu
Cirri-ciri:
-          Merupakan daerah sumber erosi (erosi vertical yang mengikis dasar sungai)
-          Aliran sungai cukup deras
-          Mempunyai lembah yang curam
-          Materi palung sungai berupa cadas dan kerikil
-          Lembahnya berupa huruf  V
-          Kemiringan sungai tajam
-          Tidak terjadi pengendapan
2.      Bagian tengah
Cirri-ciri:
-          Daerah peralihan
-          Kemiringan sungai lebih landai
-          Aliran sungai lebih lambat
-          Terjadi erosi horizontal dan erosi vertical
-          Berupa huruf U
-          Mulai berkelok-kelok
-          Mulai terjadi sedimentasi
3.      Bagian hilir
-          Kemiringan landai
-          Kecepatan aliran sungai lebih lambat
-          Terjadinya proses pengendapan
-          Warna coklat
-          Terjadi erosi horizontal (lateral)
-          Sungai berkelok-kelok (meander)
-          Terdapat meander yang putus (daerah tapal kuda)

·         Pola Aliran Sungai

1.      Pola dendritik, pola aliran sungai yang berbentuk seperti pohon yang bercabang-cabang, terjadi pada daerah daratan atau daerah pantai dengan batuan homogeny yang memiliki daerah penyebaran yang luas.
Contoh: sungai amazon di brasil, sungai batang barumum di kota pinang(sumatera utara), dan sungai gung.
2.      Pola radial, pola aliran sungai yang mengalir dari bagian tengah suatu  titik tinggi seperti puncak gunung atau menuju suatu titik yang lebih rendah seperti cekungan. Bentuk pola aliran ini adalah menjari.
3.      Pola anular, pola aliran yang memiliki arah aliran melingkar mengikuti lapisan batuan yang lunak, terjadi di daerah kubah(dome) yang mengalami erosi kuat.
4.      Pola rectangular, pola aliran sungai yang membentuk sudut hampir 90o dengan anak-anaknya, terjadi di daerah patahan yang batuannya mengalami retakan, misalkan batuan kapur. Contohnya adalah kali ovo, kedung miri.
5.      Pola trellis, pola aliran sungai yang relative sejajar dengan anak-anak sungai yang bermuara pada sungai utama dan hampir membentuk sudut siku-siku dengan lapisan sedimen yang keras diselingi dengan sedimen lunak yang mengalami lipatan. Contohnya adalah sungai batang batahan, silaping.
6.      Pola pinnate, pola aliran sungai yang anak-anak sungainya membentuk sudut lancip, terdapat daerah miring atau daerah yang memiliki lereng curam.

·         Jenis Danau
Danau adalah permukaan daratan yang cekung atau lebih rendah daripada muka daratan di sekelilingnya, kemudian terisi oleh air.
Ada berbagai jenis danau menurut terjadinya, yaitu sebagai berikut:
1.      Danau tektonik, terjadi karena adanya tenaga tektonik seperti proses patahan dan lipatan yang menghasilkan suatu cekungan. Contohnya danau singkarak dan danau towuli.
2.      Danau vulkanik, terjadi karena adanya tenaga vulkanik berupa letusan gunung berapi yang mengakibatkan terbentuknya suatu kawah. Contohnya danau kalimutu, danau kawah gunung kelud, dan danau gunung galunggung.
3.      Danau karst, terjadi karena adanya proses pelarutan kapur di daerah kapur oleh air hujan. Contohnya danau bendo gede, danau tenesse.
4.      Danau glacial, terjadi karena adanya proses erosi dan pengendapan yang membentuk basin di lereng dan lembah pegunungan. Contohnya danau Ontario dan danau monika.
5.      Danau Erosi, terbentuk karena adanya erosi atau pendalaman dasar lembah oleh gletser dengan massa es yang besar. Contoh:  Danau Great (The Great Lake) di Amerika Utara, Danau Finger di New York.
6.      Danau Tapal Kuda, terbentuk bila sungai yang berkelok-kelok melintasi daratan mengambil jalan pintas dan meninggalkan potongan-potongan yang akhirnya membentuk danau.
Contoh:  Danau Tapal Kuda di Hilir Sungai Mahakam.
7.      Danau bendungan alami, terbentuk karena adanya longsoran dari tebing, sehingga menutupi aliran sungai. Contoh:  Danau Pengilon di Dieng dan Telaga Sarangan di perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur.
8.      Danau buatan, danau yang sengaja dibuat oleh manusia. Danau buatan lebih dikenal sebagai waduk.
Contoh: 
·         Waduk Jatiluhur (Jawa Barat),
·         Waduk Cirata, Waduk Kedungombo (Jawa Tengah),
·         Waduk Riam Kanan dan Waduk Panglima Besar Jenderal Sudirman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar